Banyak dari kita yang terjebak pada statement, “Menghasilkan foto terbaik, harus menggunakan kamera terbaik”. Apalagi sekarang ini banyak bermunculan blog review, video review, yang akhirnya membuat pikiran kita semakin terkotak-kotak.
Memang tidak sepenuhnya salah jika kamera yang bagus, juga akan menghasilkan foto yang bagus. Tapi yang perlu menjadi garis bawah adalah, bagus dari segi kulitas gambar yang tajam saja (tidak blur) bukan dari segi kualitas foto (komposisi foto, pencahayaan, dll).
Daftar mitos kamera foto produk terbaik
Mitos nomor 1 : Kamera terbaik harus digunakan untuk mendapatkan foto produk terbaik.
Realita no.1 : Kamera foto produk terbaik cuma ada di iklan
Bener banget! Cuma iklan saja yang akan mengatakan kamera X adalah kamera terbaik, kamera Y begini, kamera Z begitu.
Kamera mutakhir dengan harga puluhan hingga ratusan juta terus diproduksi sebenarnya hanya untuk konsumsi fotografer profesional saja. Karena pada dasarnya fotografer profesional tahu persis konsep fotografi, pencahayaan, komposisi foto, dll.
Sehingga dengan menggunakan kamera yang canggih, mereka akan mengambil foto lebih praktis dan lebih cepat. Dan dengan skill yang tinggi dan didukung dengan peratalan berspesifikasi tinggi, maka tidak heran kalau hasil fotonya menjadi luar biasa.
Mitos nomor 2 : Kamera DSLR adalah kamera terbaik untuk foto produk.
Realita ke-2 : Kamera smartphone cukup untuk motret produk
Foto diatas diambil oleh bos Nagari sebelum Nagari Studio lahir, sekitar tahun 2016 (atau tahun 2017, lupa tepatnya).
Kamera yang digunakan adalah kamera smartphone Xiaomi Mi 4 LTE dan DIY light tent menggunakan kardus Indomie, 3 buah lampu belajar, dan potongan jilbab warna putih istri si bos sebagai difuser.
Hasilnya oke kan?
Ah, sebelum lupa. Foto diatas memiliki ukuran asli 13 megapixel, ISO 100, speed dan aperture auto, manual white balance.
Saat ditampilan di website seperti ini, ukuran menjadi 800×600 pixel = 0,48 megapixel dengan ukuran file 36 kb saja (lossy compression).
Dibawah nanti ada penjelasan memilih kamera berdasarkan Megapixel, lanjutkan membaca ya.
Mitos nomor 3 : Harus menggunakan kamera resolusi tinggi agar mendapatkan hasil foto produk yang bagus.
Realita ke-3 : Resolusi kamera tidak menentukan kualitas foto
Banyak nih orang yang terjebak dengan kalimat marketing, “Makin tinggi resolusi (megapixel) kamera, semakin bagus hasil fotonya”.
Yang menentukan terang-gelapnya sebuah foto adalah sensor pada kamera dan intensitas cahaya yang masuk ke lensa.
Artinya, sensor pada kamera jauh lebih penting!
Resolusi kamera hanya menentukan besar dan kecilnya ukuran foto yang akan didapatkan. Lebih mengarah ke ukuran cetak sih (print).
Contohnya pada layar komputer sekarang. Banyak yang menjual layar monitor dengan resolusi 1.920 x 1.080 pixel = 2,1 megapixel (MP). Kalau kamu punya kamera 10 MP, kamu bisa dapat 5x ukuran monitor komputer.
Jika kamu cetak foto dari kamera 10 MP(resolusi minimal yang banyak beredar dipasaran), kamu bisa mendapatkan foto dengan ukuran A3. Cukup besar kan?
Contoh lain lagi pada kamera Xiaomi Redmi 4A, memiliki resolusi 13 MP. Kualitas hasil foto tidak akan sebagus kamera iPhone 5s yang hanya memiliki resolusi 8MP saja.
Kalau dibilang, kamera Redmi 4A lebih banyak noise-nya.
Jadi daripada fokus ke resolusi kamera, lebih baik kamu fokus ke teknik pencahayaan.
Mitos nomor 4 : Saya tidak bisa menghasilkan foto produk terbaik tanpa kamera foto produk terbaik.
Realita ke-4 : Kamera foto produk terbaik sekalipun hanya alat yang tidak tau apa-apa
Meskipun kamu memiliki kamera dengan harga ratusan juta, dia tidak akan pernah tahu apa yang sedang difoto.
Fotografer lah yang memerintah kamera untuk menangkap gambar.
Yang paling berperan dalam menghasilkan foto produk yang bagus adalah si fotografer. Bagaimana dia memerintah kamera untuk fokus pada titik tertentu, besarnya aperture pada lensa, kecepatan shutter, dll.
Kalaupun menggunakan sistem auto, kira-kira percakapan yang terjadi antara fotografer dengan kamera seperti ini, “Hey kamera, saya ingin kamu atur sendiri kecepatan shutter, bukaan aperture, whitebalance, dan exposure atas titik fokus yang akan saya arahkan ke kamu.”
Dan kamera pun menjawab,”Siap komandan!”
Mitos nomor 5 : Beli kamera DSLR yang mahal.
Realita ke-5 : Lensa lebih penting daripada kamera
Eumm.. video diatas akan menjelaskan kepada kamu perbandingan : Kamera bagus + lensa murahan VS kamera murahan + lensa bagus
Tips membeli kamera terbaik
Tidak masalah jika kamu tetap ingin memiliki kamera foto produk terbaik, karena memang tidak bisa dipungkiri dengan kamera yang bagus kamu juga akan mendapatkan gambar yang tajam.
Tips membeli kamera :
- Taat pada budget.
- Selalu lakukan riset.
- Jangan berpatokan pada Megapixel.
- Jangan terburu beli, sewa kamera dulu.
- Investasikan lebih untuk membeli lensa.
Tips membeli kamera no.1 : Taat pada budget
Jangan mudah tergiur dengan fasilitas ini itu yang ditawarkan kamera. Tidak semua fasilitas itu akan kamu gunakan.
Fasilitas yang paling penting pada kamera foto produk:
- Kemampuan setting ISO.
- Kemampuan memilih mode foto manual dan mode aperture.
- Kemampuan setting white balance manual.
- Memiliki fasilitas RAW.
- Lensa bisa diganti-ganti.
- Kemampuan timer.
- Bisa dipasang tripod.
Kabar baiknya, semua fasilitas itu bisa kamu dapatkan pada kamera DSLR tipe paling rendah dan harga paling murah sekalipun.
Tips membeli kamera no.2 : Selalu lakukan riset sebelum membeli
Ada sebuah artikel menarik tentang kamera foto produk yang ditulis oleh Foto.co.id dengan judul 7 kamera DSLR yang bagus untuk foto produk.
Disana kamu bisa membaca tentang fasilitas dan spesifikasi dari berbagai macam kamera.
Enjoy ?
Tips membeli kamera no.3 : Jangan berpatokan pada resolusi kamera
Semakin besar megapixel maka semakin besar kemampuan foto untuk dicetak dengan ukuran yang besar, tapi harga kamera juga akan semakin mahal.
Sebagai gambaran, Nikon D3100 memiliki 14,2 megapixel , Canon 1200D memiliki 18 megapixel. Keduanya merupakan seri paling rendah yang ada dipasaran saat ini.
Kalau kamu menggunakan kamera untuk tujuan online, maksimal kamu hanya memerlukan 1.920 x 1.080 pixel = 2,1 megapixel.
Dan kedua kamera early-entry diatas sudah sangat cukup untuk motret produkmu.
Tips membeli kamera no.4 : Sewa dulu sebelum membeli
Kita harus bijaksana donk, ya nggak?
Setelah kamu punya daftar kamera yang ingin kamu beli, akan lebih baik kalau kamu sewa dulu kamera incaran kamu itu.
Kamu bisa langsung praktek dan merasakan bagaimana rasanya memotret dengan kamera yang ingin kamu beli. Pelajari fiturnya secara lengkap sehingga keputusanmu untuk beli atau tidak memang berdasarkan perhitungan yang kuat.
Tips membeli kamera no.5 : Investasikan lebih untuk lensa
Jika budgetmu terbatas, alokasikan lebih untuk membeli lensa yang bagus. Karena dengan menggunakan lensa yang jelek maka kamu secara tidak langsung akan menurunkan kualitas dari kamera yang bagus sekalipun.
Kesimpulan dari 5 mitos kamera foto produk terbaik
Selamat! Jika kamu ingin memberikan yang terbaik bagi calon konsumen dan toko onlinemu. Karena memang foto produk itu penting banget untuk bisnis online, apalagi untuk konsumen sehingga mereka bisa tau persis bagaimana bentuk produk yang kamu jual.
Tapi jika yang menjadi penghambat adalah kamera, Nagari hanya bisa mengatakan bahwa kamera hanya sebuah alat dan kamulah yang menentukan bagus dan tidaknya sebuah foto produk. Kamu yang menciptakan foto produk, bukan kamera.
Kamu bisa terus belajar melalui artikel-artikel dan tutorial foto produk yang kami tulis, gratis!
TENTANG NAGARI STUDIO
Nagari Studio adalah studio foto produk profesional yang beroperasi di Yogyakarta. Layanan kami berupa foto produk katalog, foto 3D 360, dan foto tematik.
Kami mengembangkan blog ini karena kami sadar bahwa tidak semua orang mampu dan mau untuk membeli layanan foto produk, sehingga kamu bisa belajar untuk membuat sendiri foto produk yang kamu inginkan melalui artikel dan tutorial yang Nagari Studio buat pada blog ini.
Atau, kamu bisa juga tes foto dulu. Gratis!
Kak maaf mengganggu. Membantu sekali membaca artikel kakak tentang mitos kamera terbaik photo produk.
Saat ini sy pakai kamera pocket canon power shot sx 430 untuk photo2 pakaian. Terkadang hasilnya kurang bagus, warnanya sering tidak sama dgn aslinya, apalagi kalo lokasi photonya di teras, cahaya hanya dari depan dan terlalu melimpah. Sy coba beli lampu soft box dan pindah ke ruangan tapi hasilnya sama saja kurang memuaskan.
Mohon sarannya kak, apakah sy perlu mengganti kamera dengan DSLR? merk dan type apa yg bisa kakak rekomendasikan yg ramah dikantong namun punya spek yg cukup untuk photo produk
Terimakasih kak atas sarannya 🙏
Halo kak Alan,
Foto produk menggunakan cahaya alami sebetulnya kurang disarankan kak karena memang untuk mendapatkan warna yang konstan itu sangat-sangat sulit. Hal ini karena intensitas cahaya alami itu tidak bisa kita kontrol.
Contohnya…
Pada saat kita motret di jam 2 siang, tentunya jam 2 siang hari ini dan jam 2 siang besok belum tentu sama cahayanya. Bisa saja mendung, atau ada awan yang lewat sehingga mengurangi intensitas cahaya.
Apalagi kalau kita motret di jam yang berbeda-beda. Wah.. bisa beda semua hasil warnanya kak Alan.
Alasan kenapa bisa beda itu karena white balance.
White balance saat sinar terik mungkin sekitar 5600 Kelvin, tapi kalao sore hari bisa jadi 6600 Kelvin, dan pada saat mendung bisa jadi 4000 Kelvin.
Yang paling tepat memang adalah menggunakan cahaya buatan seperti lampu.
Nah…
Kalau kak Alan sudah menggunakan lampu tapi hasil masih kurang memuaskan, boleh tau kah berapa jumlah lampu yang digunakan? Berapa watt? Karena hal ini pengaruh sekali ke hasil foto.
Hasil jepretan kamera sangat dipengaruhi oleh cahaya kak. Kalau kurang cahaya, kamera DSLR sekalipun pasti hasilnya kurang memuaskan. Sebaliknya, kalau cahaya cukup dan pengaturan cahayanya benar, bahkan menggunakan kamera hape sekarang ini pun sudah bisa kog kak.